Sabtu, 26 Februari 2011

Rainbow Just Like You


Halo dunia. Pagi ini sedang mendung. Artinya ga panas ataupun dingin. Suasana yang paling menyenangkan bagiku. Tapi yang lebih menyenangkan lagi hari ini Sei akan bertanding basket hari ini. Kyaaaaaaa dan aku ingin sekali menontonnya. Semoga dia menang hari ini amin . 

          "Hinooooo, kapan mau berangkat ? Daritadi gw tungguin loh nanti keburu banyak orangnya" kata Kohaku kepadaku. 
          "Yaaaa tunggu sebentar, ada yang ketinggalan nih" pintaku. 
          "Ayooo cepat, nanti kalau penuh kita ga kebagian tempat loooh" kata Kohaku lagi. 
          "Iya tunggu nih udah selesai kok. Ayo kita pergi sekarang Kohaku" kataku 
          "Oke ayo Hino" kata Kohaku semangat. 

          Apakah kalian tau siapa itu Sei? Sei itu bintang basket di sekolahanku. Dia itu ganteng, imut rambutnya kecoklatan dan lagi matanya biru waaaaaaaw ini yang membuatku tergila-gila padanya -plak- . Memang di sekolahku banyak sekali yang menyukainya dan lagi sampai ada Fans Club Sei loooh . Tapi aku tidak masuk kedalam fans club tersebut. Alasannya sudah banyak sekali cewek-cewek yang ikut fans club tersebut. Dan satu lagi. Sei itu sangat dingin terhadap fans club atau cewek yang mengerubunginya. Mungkin dia merasa risih karena selalu dikerubungi oleh cewek-cewek yang terlalu perhatian padanya. Tapi itulah yang membuatnya menjadi keren !!

          "Ugh ! Gawat Hino. Kita terlalu lama di jalan tadi . Lihat di lapangan sudah penuh oleh fans clubnya. Padahal gw pengen banget liat dari dekat" kata Kohaku sedih. 
          "Tenang saja Kohaku, sebenernya gw juga pengen sih liat dari dekat tapi mau bagaimana lagi ini sudah terlalu penuh looh. Bagaimana kalau kita lihat dari jendela di kelas kita?jendelanya kan langsung menghadap ke lapangan kan?bagaimana?" Kataku sambil menghibur Kohaku.
          "Oh iya gw hampir lupa tempat itu. Ayo kita ke kelas Hino cepat !!" Kata Kohaku semangat. Lalu kamipun pergi ke dalam kelas. Koridor di sekitar kelas begitu sepi sekali. Sepertinya teman-teman sekelas sedang melihat pertandingan di lapangan. Bahkan anak lelakinya pun ikut melihat. Maklum saja ini pertandingan final.      

"Waaaaaah sepi banget disini" kataku ke Kohaku. 
 "Iya bener nih. Dan lihat kita bisa ngeliat dengan jelas Sei bermain. 
"Senangnyaaaa" kata Kohaku. "Iya benar. Eh gw duduk di jendelanya ya" pintaku. 
          "Boleh kok haha hey lihat pertandingannya udah mulai tuh"kata Kohaku semangat. 
          " Wah iya yah. Gw ingin merekamnya di camera videoku ah"kataku sambil mengeluarkan camera video yang baru dibelikan Ayah. Aku mengamati cara Sei mengambil bola dan memasukkannya ke ring dengan lincah. Aaaah seandainya aku menjadi pacarnya. Aaaah lupakan itu Hino lupakan khayalan yang gabakal kesampaian itu.

 "Hinoooo awaaas ada bola yang kelempar ke lu aaaah" kata Kohaku histeris.
 "A-apa? Ada apa Kohaku?"Kataku santai. Tiba-tiba aku merasakan ada yang mengenai kepalaku. Pelan tapi pasti kesadaranku mulai menghilang dan semakin hilang. 

~(^_^~)~(^_^)~(~^_^)~

“hey halo apa lu baik-baik saja ?” kata cowok itu.  pelan-pelan aku terbangun dan membuka mataku. Betapa kagetnya cowok itu tepat di depanku dan yang lebih mengejutkan lagi cowok itu Sei. Aaaaaaaah mungkin aku sedang bermimpi.
“heeeeey Hino, mau sampai kapan lu pingsan hah? Bangun dong gw khawatir nih” kata Hohaku cemas dan memelukku lembut.
“ ugh ! sebenernya ini kenapa sih? Kenapa gw ada di ruang UKS gini?” tanyaku heran.
“jadi ceritanya kamu itu lagi melihat pertandingan Sei dan ga sengaja Sei itu melempar bola basket nya ke lu jadinya lu pingsan deh” jelas Kohaku.
“maaf ya” kata Sei.
“ah iya gapapa kok” kataku malu. Aaaaaah aku tidak percaya! Ternyata Sei yang tidak sengaja melempar bola basketnya kepadaku. Biarpun sakit aku relaaaaaa kyaaaaa kata Hino dalam hati.
“ah maaf sudah jam segini gw harus pergi ada latihan basket lagi, sampai jumpa dan maaf” kata  Sei sambil pergi meninggalkan ruang UKS.
“iya daah Sei” kataku sedih.
“wow gw ga nyangka Sei yang dingin sama cewek ternyata kalo lagi begini baek juga ya Hin” kata Kohaku.
“iya gw juga ga nyangka eh ngomong-ngomong ini punya siapa jaketnya ?” tanyaku
“punya Sei kenapa?” kata Hohaku cuek.
“b-benarkah?” Tanyaku lagi dengan muka tidak percaya.
          “ya beneran dong Hinoooo-chaaaaan soalnya dia melihat lu tadi pas pingsan pucet banget mukanya mungkin dia mengira lu kedinginan kali makanya dia ngasih jaket itu eh gw ke kamar mandi dulu ya lu tunggu disini aja” kata Kohaku gemas  sambil keluar. Aku hanya bisa cengo. Pasti tadi mukaku jelek banget deh. Ini jaket Sei yaaa? Hmm parfumnya wanginya enak sekali. Besok akan ku cuci dan kukembalikan jaket ini kepada Sei sekalian akan kubuatkan kue untuknya hehe kata Hino dalam hati.
          “Hino pulang yuuuk udah sore nih” kata Kohaku
          “ayuuuuk lewat minimarket dulu yah aku mau beli sesuatu” kataku lagi
          “okeee” kata Kohaku.

Sore ini sangat ceraaah sekali. Sunsetnya pun keliatan dengan jelas. Hari ini sangat menyenangkan pikir Hino.

                   Bersambung(lagi)….

Senin, 14 Februari 2011

Who Is He? part 2


Angin yang sejuk langsung menerpaku ketika aku membuka jendela kamarku. Angin yang cukup hangat pikirku. Awanpun masih berwarna kemerahan bercampurkan gelap yang sangat kusukai. Mentari masih sedikit menunjukan kehadirannya, walaupun aku tau hari masih sangat pagi. Kulihat bunga-bunga sakura yang berwarna pink mulai bermekaran di depan rumahku, pemandangan yang begitu menyejukan.

                  “Illya, heeey sekarang saatnya giliranmu membunyikan lonceng” seru Sakura.
                  “iyaaaa, tenang saja my lovely sister. Nanti aku akan membunyikannya” sambutku dengan ceria.
                  “sudahlah tak usah banyak basa-basi cepat bunyikan nanti tetua akan marah kepada kita”
                  “siaaap bos !” kataku lagi.

                  Oh iya, aku lupa mengatakan sesuatu. Aku tinggal di kuil. Bisa dibilang rumahku berdekatan dengan kuil. Dan rutinitasku setiap hari adalah membunyikan lonceng setiap jam 6 pagi, tentu saja bergantian dengan Sakura. Aku dan Sakura bekerja sambilan sebagai Pembunyi Lonceng. Tentu saja kami mendapat gaji yang lumanyan. Dengan gembira Illya pergi ke kuil tempat lonceng itu berada. Setelah membunyikan lonceng Illya merasakan hal aneh. Seperti ada yang  mengikuti dia.
                 
                  “grrrrr.. graaaaauuup”
                  “ssst, diamlah jangan ribut” pinta orang itu

                  “b-bukankah tadi ada suara anjing dan suara cowo? Siapa itu ? apakah itu penyusup atau pencuri? Bagaimana kalau itu ternyata penculik? Lalu dia diam-diam akan menculikku lalu membunuhku dan mereka akan mengambil organku lalu dijual. Tunggu sebelum itu pasti mereka akan meminta uang  tebusan kan?bagaimana ini aaaaaaaah !!” teriak Illya dalam hati. “tenang Illya kamu masih mempunyai sapu kan. Kamu bisa memukulnya dan membawanya ke kantor polisi. Mungkin itu bukan ide yang buruk” katanya pelan.
                 
                  Pelan tapi pasti dia menuju asal suara itu. Dan betapa kagetnya dia ternyata hanya seorang anak kecil yang kira-kira seumuran dengannya sedang memegang seekor anjing. Badannya dan anjingnya pun penuh lumpur. Laki-laki itu pun kaget melihat Illya tapi langsung membuang muka. Lalu dia berdiri dan berjalan meninggalkan Illya yang masih penuh kebingungan. Kesal karena sudah diabaikan Illya mengejarnya dengan perasaan sedikit marah.

                  “hey, siapa kamu? Kenapa kamu diam-diam pergi ke kuil ini?jangan-jangan kamu ini penyusup yah?benar kan?”
                  “cih, tak ada urusannya denganmu bocah !” geramnya. Dia langsung menubruk Illya dengan kencang sehingga Illya jatuh tersungkur. Apa-apaan dia. Dasar tidak tau sopan santun pikir Illya.
                 
                  “aaaah jadi penuh lumpur begini” kesalnya. Memang pada saat itu hujan belum lama turun sehingga menyebabkan tanah menjadi basah dan becek karena penuh lumpur.
                  “Guuk.. kuuuuung” anjing kecil yang tadi dipegang oleh lelaki tadi mendekat ramah ke Illya.
                  “heeey, anjing mu itu ketin- eeeh kemana dia?” tanya Illya heran. Dia mencari kemana gerangan cowo itu pergi. Ini aneh pikirnya. Di pegangnya anjing kecil itu dan dia perhatikan. Bulunya begitu halus dan tidak terlalu rontok. Warnanya kecoklatan. Lucu juga pikirnya.
                  “baiklaah kau akan kubawa pulang, tapi pertama-tama kamu harus kunamai dulu. Hmm ..mungkin itu nanti saja karena sebentar lagi aku akan ke sekolah. Ayoo.. ikuti aku” kata Illya ceria.


                   
                  “Illyaaaa !! buat apa kamu bawa anjing kesini ? memangnya siapa yang akan merawatnya? Mama tidak punya waktu senggang lagi lho” tanya Mama.
                  “tidak apa-apa ma lagi pula masih ada aku, Illya dan Papa ko yang masih ada waktu. Ya ga pa?” tanya Sakura sambil berharap ke Papa.
                  “heeeem… terserah kamulah. Tapi nanti Papa akan membelikan makanan anjingnya ko. Kalian berdua tinggal urus saja yang benar ok?”
                  “beneran nih pa? asiiiiiiiiik~ .. makasih papakuuu sayaaang-plak-”jawab Illya dan Sakura sambil memeluk Papanya.
                  “dasaaaar kalian berdua ini haha ini coklat panasnya, hayooo siapa yang mau?”
                  “akuuuuu akuuu” rengek mereka.

                  Walaupun sudah agak siang udara di Hokaido ini masih tetap menusuk tulang. Dengan cepat Illya dan Sakura menghabiskan coklat panas mereka lalu mengambil jaket ungu dan pink kesukaan mereka dan dengan gesit pergi ke sekolah.

                  “hati-hati dijalan yah sayaaaang. Makan  malam nanti kalian bisa menghangatkannya. Mama sudah taruh di kulkas” teriak Mama dari kejauhan.
                  “okeeee Mama” seru Sakura.       
                  “ayo cepat Sakura nanti kita terlambat”kata Illya sambil memegang tangan Sakura supaya cepat jalannya.
                  “guuuuuuk graaaauuuung” tanpa di duga ternyata anjing yang mereka pelihara mengikuti mereka. Sepertinya dia ingin mengantar majikan kecilnya untuk pergi ke sekolah.
                 
                  “ayo ikuti aku Devil” kata Illya.
                  “kau menamai anjing itu Devil? Bukankah itu tidak terlalu lucu? Tapi lumanyan laah. Ayooo kesini. Tangkap ini !” kata Sakura sambil melempar kayu kecil ke udara. Dengan sergap Devilpun berlari dan segera menangkapnya.
                  “anjing pintar” puji Sakura. “benarkan ill-looh kamu dimana? Lagi pula ada apa denganmu? Kenapa diam mematung seperti itu?”tanya Sakura terheran-heran.
                  “Sa-Sakura, lihatlaaaah .. cafĂ© itu imuut sekalii pulang sekolah kita kesana yuk” ajaknya gembira.
                  “waaah .. baiklah. Bagaimana kalau kita mengajak Sei dan Azuma?”
                  “AZUMAAAAA?*shock* tunggu dulu .. KENAPA KITA MENGAJAK DIA SIH?” tolak Illya mentah-mentah. “dia itu menyebalkan tau” katanya lagi.
                  “engga kok sepertinya dia tidak menyebalkan” kata Sakura lembut. “jadi bagaimana?”
                  “baiklah.. sekali ini saja ya” pinta Illya
                  “okeee bos !! hehe” kata Sakura ceria.

PLACE : KORIDOR SEKOLAH
                 
                  “ugh .. ada apa ini kenapa pada menggerubuni kita sih?”
                  “gatau, eeh cewe minggir dong aku mau lewat nih” bentak Azuma
                  “kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. Azumaaaa kereen deeeh kalo maraah, jadi pacar aku aja yaa, engga aku ajaa. Aku akuuu” rebut kumpulan cewe-cewe yang menggerubuni Azuma dan Sei.
                  “tu-tunggu dulu, Hey aku gabisa napas nih. Hoooi bisa minggir ga sih ?” geram Sei tidak sabaran.
                  “kalian ini ada perlu apa sih sama kami” tanya Azuma.   Dalam sekejab dan malu-malu, cewe-cewe yang menggerubuni Sei dan Azuma memperkenalkan diri.
                  “umm .. sebenarnya kami membuat grup ini karena kami NGEFANS SAMA KALIAAAN !! KENALKAAAN NAMAKU NANAKO !! AKU ADALAH LEADER DI SINI” kata Nanako sambil menggebu-gebu sangking semangatnya.
                  “dan aku adalah wakil leader, namaku Lily. Salam kenaaaaaal” kata Lily sambil memeluk Azuma.
                  “hei hentikan apa-apa sih minggir risih tau!” bentaknya.
                  “m-maaf” kata Lily ketakutan. Tapi sebenarnya dia sangat bergembira sekali
                  “lalu aku adalah sekretasis, namaku Hokaku. Salam kenaal Azuma dan Sei juga” kata Hokaku malu-malu sambil mendekat ke Sei.
                  “b-bisakah kau melepaskan tangan mu ini? Ini membuatku sangat risih”tolak Sei secara halus.
                  “kenapaaaa ? aku senang lhoo seperti ini. Hehe. Gapapa kan Sei? Jangan marah begitu dooong”rayu Hokaku genit.
                  “heh cewe kecentilan, kalo Sei bilang gamau deket  lo ya lo gausah deket ngapa. Ini juga kenapa sih pada bikin fans club segala !! RISIH TAU GA ! BISA KALIAN BUBARKAN FANS CLUB ANEH INI?” geram Azuma yang sudah tidak sabaran menghadapi Nanako, Lily, Hokaku dan anggota fans club lainnya.
                  “sebagai Leader kami minta maaf yah, baiklah akan  aku bubarkan  fans club ini” katanya sedih namun matanya menunjukkan seyum yang licik.
                  “baiklah terimakasih banyak semuanya”  seyum Sei dengan lembut sekali
                  “kyaaaaaaaaaaaaaaaa sama-sama Sei-kuuuuuun” jawab mereka dengan sangat genit.
                  Sementara Sei dan Azuma pergi dengan terheran-heran, Nanako,Lily dan Hokaku berkumpul dan membicarakan sesuatu.
                  “Leader-sama apa bener nih kita akan membubarkan club ini? Aku tidak rela” kata Lily sedih.
                  “tentu saja tidak wakil leader-chan, aku tidak akan semudah itu membubarkannya. Lagi pula aku hanya berpura-pura manis di depan Sei dan Azuma tersayang supaya mereka berbelas kasihan kepada kita. Kita akan beraksi lagi pada saat yang tepat” kata Nanako licik
                  “situasi?situasi seperti apa?” tanya Hokaku heran.
                  “nanti akan ku beritau” kata Nanako tersenyum licik.

                  Sementara itu, diam-diam ternyata Illya dan Sakura mengitip dari awal hingga akhir kejadian’fans club dadakan’ itu. Mereka hanya bisa heran dengan kelakuan club itu. Lalu mereka meninggalkan club yang masih heboh itu dan kembali ke kelas sambil tertawa heran. Setelah sampai di dalam kelas Illya dan Sakura langsung mendekati Azuma dan Sei yang sedang bercanda. Sei menyadari bahwa Illya dan Sakura akan mendekatinya ia pun segera menyapa duluan.
                  “selamat pagi Illya dan Sakura” kata Sei
                  “selamat pagi juga Sei” kata Sakura
                  “ mau apaan kamu pagi-pagi deketin aku kurang kerjaan banget sih” kata Azuma galak